Selasa, 31 Juli 2012

Momen Olimpiade Yang Mengejutkan



Pesta olahraga Olimpiade selalu dapat mempersatukan, membawa perdamaian, dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Selain itu, ada pula momen mengharukan, mengerikan, dan mengejutkan dalam setiap Olimpiade. Ini beberapa momen penting yang ‘mengguncang’ dunia saat berlangsungnya Olimpiade.
  • Lari Tanpa Alas Kaki, Roma, 1960
Berperan sebagai pengganti bagi rekannya, Wami Biratu, yang berhalangan, Abebe Biliki diterbangkan ke Roma pada menit-menit terakhir menjelang Olimpiade untuk membela negaranya, Ethiopia. Setelah mencoba sepasang sepatu Adidas yang ternyata tidak pas di kakinya, Bilika memutuskan berlari tanpa alas kaki, seperti selama ini dia berlatih. Bilika berhasil menjadi juara mengalahkan Rhadi Ben Abdesselam dari Moroko dengan selisih waktu 25 detik.
“Saya ingin dunia tahu bahwa negara saya, Ethiopia, selalu menang dengan ketekunan dan kepahlawanan,” ujar Bilika setelah kemenangannya.
  • Aksi Protes Anti-rasialis, Mexico, 1968
Pada tahun itu, rasisme sedang terjadi dalam tensi tinggi di Amerika. Atlet juara berkulit hitam, Tommie Smith dan John Carlos, memilih menunduk sambil mengangkat sebelah tangannya daripada memandang bendera Amerika saat upacara pemberian medali sebagai aksi protes. Insiden tersebut membuat kedua atlet tersebut dilarang masuk Olimpic Village.
Akan tetapi, aksi kedua atlet itu menjadi sebuah batu loncatan terhadap gerakan protes anti-rasialisme di Amerika. Setelah Amerika bebas dari rasialisme, kedua atlet itu menerima penghargaan di tahun 1998 sebagai peringatan 30 tahun momen protes yang mereka lakukan.
  • Gerakan Teror, Munich, 1972
Salah satu masa terkelam dalam sejarah Olimpiade ada pada bulan September 1972. Satu kelompok teroris Palestina berhasil menerobos ke asrama atlet Israel di Olimpic Village dan membunuh dua orang atlet dan menyandera sembilan orang. Setelah aksi penyelamatan berjam-jam, kesembilan sandera, lima dari delapan orang teroris, dan seorang polisi mati terbunuh.
  • Aksi Boikot Olimpiade, Moscow, 1980
Presiden Amerika saat itu, Jimmy Carter, memutuskan untuk memboikot Olimpiade Moscow ketika Uni Soviet menolak menarik pasukannya dari Afghanistan pada 1979. Aksi boikot Amerika tersebut diikuti oleh 65 negara lainnya. Sebaliknya, pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, Uni Soviet yang melakukan aksi boikot tidak berpartisipasi karena tuduhan munculnya kelompok anti-Soviet banyak bermunculan di Amerika.
  • Skandal Ben Johnson, Seoul, 1988
Kejadian ini disebut-sebut sebagai skandal terbesar dalam sejarah Olimpiade. Perwakilan Kanada, Ben Johnson memukau penonton dengan mejadi bintang pemenang di lombar lari nomor 100 meter, mengalahkan legenda Olimpiade Carl Lewis dan Lindford Christie. Namun, dua hari kemudian, dia terbukti menggunakan steroid dan menjadi topik utama perbincangan mengenai kecurangan dalam dunia olahraga sepanjang masa.
  • Semangat Olimpiade Derek Redmon, Barcelona, 1992
Pelari Inggris, Derek Redmon, hancur karirnya karena cedera parah saat menjalani pertandingan di Olimpiade Barcelona, tahun 1992. Ketika bertanding dalam babak semi final 400 meter, Derek mengalami cedera otot lutut parah yang saat berlari.
Meskipun pembawa tandu mendekat, Derek tetap berusaha berdiri, sambil terpincang-pincang dan menangis, berusaha menyelesaikan perlombaan. Di saat itulah, ayahnya berlari ke tengah lapangan memapah Derek melintasi trek sampai ke garis finish. Sejak saat itulah, Derek diingat sebagai lambang semangat Olimpiade sejati.
  • Kejutan Muhammad Ali dan Tragedi Bom, Atlanta, 1996
Amerika Serikat menunjukkan semangat Olimpiade dengan menunjuk Muhammad Ali, mantan atlet tinju yang berjuang melawan parkinson, menyulut api obor Olimpiade saat pembukaan Olimpiade Atlanta. Keberadaan Ali ini membuat dunia terkejut karena, sebelumnya, Amerika merahasiakan siapa sosok yang mendapat kehormatan tersebut.
Muhammad Ali adalah atlet tinju kelas berat yang berhasil meraih medali emas pada Olimpiade Roma tahun 1960 [saat itu dia masih bernama Cassius Clay]. Dia sempat menolak menerima medali tersebut sampai dua hari setelah Olimpiade berakhir. Akan tetapi, akhirnya medali itu pun dibuangnya ke Sungai Ohio karena mendapa penolakan dari sebuah restoran karena dia berkulit hitam. Karenanya, keberadaan Ali tersebut menjadi sejarah di mana Olimpade dapat membuka pikiran dan bebas dari ketakutan serta kebencian.
Namun, di Olimpiade yang sama, pada 27 Juli 1996, teror bom terjadi di Centennial Olympic Park, ibarat ‘town square’ Olimpiade, menandai tragedi terbesar dalam sejarah Olimpiade. Lewat tengah malam, Eric Robert Rudolph meletakkan tiga pipa bom dikelilingi paku di bawah pagar dekat pusat menara suara konser Olimpiade. Penjaga, Richard Jewell, berdasarkan catatan, adalah orang yang menemukan bom tersebut dan menghubungi polisi, tetapi bom itu terlanjur meledak membunuh dua orang dan melukai 111 orang. Rudolph ditahan pada 31 Mei 2003 oleh FBI dan terbukti bersalah.
  • Korea Pawai Satu Bendera, Sydney, 2000
Sebuah momen yang langka bagi Korea Selatan dan Utara, negara yang terlibat perang sipil selama bertahun-tahun tersebut berjalan beriringan dalam satu bendera saat pembukaan Olimpiade Sydney tahun 2000. Bendera tersebut bergambar seluruh kepualauan Korea dan dibawa oleh dua atlet, satu dari Korea Utara dan satu dari Korea Selatan.
  • Pembukaan Olimpiade Termegah, Beijing, 2008
Olimpiade Beijing masih memegang rekor upacara pembukaan terbesar dan termegah dalam sejarah upacara pembukaan Olimpiade. Diselenggarakan di Bird’s Nest Stadium, acara tersebut melibatkan 15.000 penampil, 30.000 kembang api, dan disaksikan oleh, kira-kira, empat miliar penonton di televisi.
Acara yang menghabiskan dana US$100 juta itu seolah menjadi cara China menunjukkan kekayaan dan kemakmuran negaranya. Selain itu, karena kepercayaan mereka akan angka keberuntungan, upacara pembukaan tersebut diselenggarakan pada jam delapan lewat delapan menit delapan detik, tanggal delapan bulan delapan tahun 2008

Tidak ada komentar :

Posting Komentar