Selasa, 14 Agustus 2012

Tradisi Mudik Indonesia yang mendunia




Akhir bulan Ramadan adalah hari-hari tersibuk bagi seluruh warga Indonesia. Bagaimana tidak, setiap menjelang akhir Ramadan, masyarakat Indonesia selalu disibukkan dengan eksodus massal yang disebut mudik.

Jutaan orang melakukan perjalanan ke kampung halaman karena ingin merayakan hari raya Idul Fitri atau lebaran. Semua orang ingin merayakan lebaran bersama orang-orang tercinta dan keluarga besar di kampung halamannya.

Tak heran semua tiket angkutan umum mulai dari yang termurah hingga paling wow ludes terjual berapa pun harganya. Padahal kenaikan tarif melonjak tinggi saat mudik. Tak hanya angkutan umum. Pemudik dengan kendaraan pribadi juga membludak. Tak heran jalur-jalur padat seperti Pantura selalu macet saat musim mudik tiba.Saat mudik, seluruh media juga mengekpose besar-besar fenomena tersebut. Ribuan orang rela antre, berdesak-desakan di jalan dan angkutan umum demi bisa berlebaran di kampung halaman.

Pemerintah pun kalah sibuk. Semua sarana dan prasarana dipersiapkan jelang migrasi besar tersebut. Jalan, angkutan umum, hingga sniper disiapkan demi kelancaran mudik.

Tak heran bila fenomena tahunan ini juga menarik dunia internasional. Kawat diplomatik AS yang dibocorkan Wikileaks pernah melaporkan fenomena mudik ini ke Washington. Kawat diplomatik tertanggal 18 September 2009 menceritakan momen mudik Lebaran tersebut.

Kepada Washington, Kedubes AS di Jakarta melaporkan bahwa sekitar 25 juta rakyat Indonesia memulai prosesi pulang kampung halaman dalam liburan Idul Fitri selama periode 2 mingguan.

Lalu mengapa mudik demikian semarak di tanah air? Banyak faktor yang menyebabkan tradisi ini terus berkembang.

Pada umumnya sebagian besar masyarakat Indonesia adalah perantau. Ibu kota misalnya. Sebagian besar warga ibu kota adalah perantau. Tak heran saat lebaran Jakarta justru sepi. Tak ada lagi macet dan hiruk pikuk.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar